Flatteners dan Dampaknya di Industri
Thomas Friedman dalam buku berjudul The World Is Flat menuliskan 10 hal (flatteners) yang mendasari dunia ini seakan merata dan hampir tidak ada lagi kesenjangan. Di antara 10 hal tersebut, yang menarik perhatian saya adalah flattener nomor 7, supply chain-ing.
Supply Chain adalah proses untuk memaksimalkan nilai merk (brand value) dan mencapai keuntungan yang berkelanjutan. Di dalam aktifitas supply chain, terdapat banyak proses yang terjadi, mulai dari pemasokan logistik , produksi, pengembangan, hingga produk sampai ke tangan pelanggan. Dewasa ini, proses supply chain sangat terbantu dengan adanya teknologi. Wallmart, salah satu toko retail terbesar di dunia, merupakan contoh bisnis yang tepat untuk menggambarkan bagaimana proses supply chain berjalan.
Proses manajemen supply chain ini tentu memiliki dampak positif. Pertama, dengan adanya manajemen supply chain, perusahaan dapat melebarkan area penjualannya baik dalam skala nasional maupun global. Selanjutnya proses ini dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional. Dengan kontrol yang terkendali terhadap pemetaan produk dan jumlah produk di tiap-tiap cabang, maka perusahaan mampu melakukan efisiensi pada operasional logistik yang membuat biaya untuk operasional juga bisa ditekan. Dampak kedua adalah, meningkatnya keuntungan perusahaan. Hal ini sejalan dengan operasional yang semakin lancar dan proses yang tidak lagi panjang. Dengan proses supply yang tepat, sebuah cabang dapat menyediakan barang yang tepat yang memang dibutuhkan oleh konsumen, dengan melihat riwayat pembelian sebelumnya. Hal yang ingin saya tekankan lebih dalam adalah dampak negatif yang tidak dijelaskan oleh penulis mengenai supply chain.
Dampak pada bisnis kecil (UKM)
Dengan proses supply chain yang lancar, bisnis dapat melakukan ekspansi dengan membuka berbagai cabang ke berbagai negara. Sedangkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki keterbatasan dana dan pengetahuan mengenai supply chain, menjadi yang paling merasakan dampak dari hal ini. Masyarakat akan cenderung memilih untuk berbelanja di gerai bisnis yang besar. Dampaknya adalah bisnis UKM jadi lebih tertinggal dan kalah bersaing dengan bisnis-bisnis besar yang melakukan pelebaran cabang di sekitar area UKM
Produk lokal kalah bersaing
Penjualan global yang dimotori oleh proses supply chain ini juga memiliki dampak yang cukup signifikan pada perkembangan produk dalam negeri. Produk yang merupakan hasil produksi masyarakat lokal akan lebih mudah tergeserkan di mata konsumen. Salah satu faktor yang menjadi penyebab hal ini adalah iklan yang kurang bersaing. Biaya promosi yang lebih besar yang dimiliki oleh perusahaan global membuat mereka lebih mudah dan lebih aktif dalam mempromosikan produknya, seperti beriklan di media televisi dan media-media lain yang tidak akan bisa dilakukan oleh produsen-produsen lokal. Hasil dari iklan yang aktid ini adalah brand value produk lebih tertanam di fikiran masyarakat dibandingkan produk dari UKM.
Masyarakat Lokal Lebih Memilih Produk Luar Negeri
Di era supply chain ini, sebuah perusahaan dapat memasarkan dan menjual produknya ke berbagai
Negara di dunia dan memiliki peluang untuk menguasai market (pasar) di negara tersebut. Unilever
adalah contoh perusahaan yang berhasil menguasai market di beberapa negara, salah satunya
Indonesia. Produk-produk Unilever selalu menjadi pilihan utama untuk masyarakat Indonesia,
terutama pada produk personal care (produk perawatan diri dan rumah tangga) [5]. Selain karena
iklan yang hampir selalu disajikan dengan tema lokal, produk-produk ini dipercaya masyarakat karena
kualitasnya yang baik, jika dibandingkan dengan produk lokal. Hasilnya, masyarakat cenderung untuk
memilih produk luar negeri.
Terakhir, penulis member beberapa pandangan. Pertama, Supply chain-ing adalah sebuah kemajuan,
namun pemerintah wajib untuk mengeluarkan regulasi mengenai pembatasan produk yang dapat
dijual untuk memberi kesempatan produsen produk lokal untuk memperkenalkan produknya ke
masyarakat. Kedua, pemerintah melahirkan banyak inkubasi untuk membantu dan mendidik
produsen lokal tumbuh hingga memasarkan produknya